Bata Ringan Batako Tips

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan berkunjung ke salah satu proyek hotel di wilayah seminyak. Di proyek ini, semua tembok menggunakan bata ringan baik sebagai pembatas kamar, teras luar, pagar dan sebagainya. Saya menjadi penasaran, apakah penggunaan bata ringan ini menguntungkan?
Ada beberapa pilihan bahan untuk pembuatan tembok:
  1. Bata Merah
  2. Batako 
  3. Bataton
  4. Bata ringan 
Semua dari bahan diatas memiliki nilai lebih dibandingkan yang lainnya. Bata merah yang telah digunakan dari jaman nenek moyang kita, memiliki kekuatan karena bentuknya yang kecil dan padat. Batako merupakan bahan yang termurah. Bataton yang merupakan cetakan beton memiliki kelebihan dari bentuknya yang unik. Bata ringan umumnya yang termahal.
Mari kita perhatikan perumpamaan berikut:
Per tanggal 23 Januari 2013, harga dari
  1. Bata Merah – Rp. 700,- Ukuran 22.5 x 5 x 10
  2. Batako Putih – Rp. 2.500,- Ukuran 39 x 17 x 9
  3. Bata Ringan AAC (contoh Citicon / Hebel) – Rp. 10.000 Ukuran 20 x 60 x 7.5
  4. Bata Ringan CLC – Rp. 7.000 Ukuran 20 x 60 x 7.5
Disini saya menggunakan batako putih yaitu batako yang menggunakan pasir dari bukit kapur dalam proses pembuatannya. Batako ini UMUMNYA lebih baik dari batako abu-abu karena kandungan tanah yang lebih sedikit. Tanah membuat batako renyah karena sulit menyatu dengan semen. Kita perumpamakan, kita akan membuat tembok 1m x 1m, dan untuk mempermudah perhitungan, kita abaikan perekat semen pasir dll, maka
  1. Bata Merah – 1.5kg – 88.88 buah – Rp. 62.216,-
  2. Batako Putih – 9kg – 15.08 buah – Rp. 37.700,-
  3. Bata Ringan AAC – 5kg – 8.33 buah – Rp. 83.333,-
  4. Bata Ringan CLC – 6kg – 8.33 buah – Rp. 58.310,-
Perhitungan ini tentunya tidak akurat karena mengabaikan perekat antar bata / batako, tapi cukup memberikan kita gambaran biayanya secara garis besar. Saya tidak mempunyai data harga untuk bataton karena tidak menjualnya. Bataton dipopulerkan oleh Holcim yang mana pabriknya dapat anda miliki dengan system franchise. Saya pernah berkunjung ke pabrik bataton di daerah gianyar bali pada saat pembukaan. Bentuk dari bataton ini unik yang mana bisa saling mengikat antar bataton dan besi betonnya. Hanya saja bataton ini untuk bangunan yang tidak besar. Kalau saya TIDAK SALAH maximal 2 lantai.
Dari perhitungan kasar diatas, kita mendapatkan gambaran biaya dari tiap-tiap bahan. Batako yang paling murah, proses pembuatan lumayan cepat hanya 15 buah, tetapi paling rapuh. Bata Ringan AAC yang paling mahal, proses pembuatan tembok sangat cepat, hanya 8 buah. Bata Merah dan Bata Ringan CLC kurang lebih mempunyai biaya yang sama. Dalam proses pembuatan bata merah sangat lama karena harus menumpuk hampir 90 buah bata. Tetapi dari segi kekuatan, bata merah saya RASA yang terkuat.
Dapat saya simpulkan seperti ini: apabila yang dibutuhkan hanya murah maka jawabannya batako dan apabila yang dibutuhkan hanya kuat maka jawabannya bata merah. Dua bahan ini sudah jelas. Bata ringan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Bata ringan memiliki beberapa keunggulan dibanding batako dan bata merah. Berat jenis bata ringan lebih kecil dari air sehingga apabila di kolam akan terapung. Karena ringan, struktur gedung dapat lebih murah, pengangkutan lebih murah, jumlah buruh juga berkurang. Banyaknya udara yang terdapat di bata ringan membuat bata ringan dapat lebih menahan panas atau dingin dari suatu ruangan dan juga lebih kedap. Disamping itu, bata ringan sangat mudah untuk dipotong.
Di bali, bata ringan yang diketahui umumnya yang berwarna putih. Bata ringan jenis ini berasal dari berbagai merk seperti citicon, hebel, celcon. Di proyek hotel yang saya kunjungi ini menggunakan bata ringan berwarna abu-abu. Ada dua jenis bata ringan: bata ringan Autoclaved aerated concrete / AAC dan Celular Lightweight Concrete / CLC. AAC adalah produk bata ringan dari citicon, hebel dan celcon. CLC kebanyakan dibuat oleh pabrikan yang lebih kecil karena proses pembuatannya lebih mudah dan investasi yang tidak besar.
Perbedaan mendasar adalah pada campuran kimia yang digunakan dalam proses pembuatan. Prinsip dari kedua bata ringan ini sama yaitu campuran beton yang “di-gelembung-kan”. AAC menggunakan aluminium powder untuk penggelembungannya dan melalui proses pemanasan yang ekstrim untuk penguapan sehingga menjadi keras. CLC menggunakan foam dan hanya dibiarkan beberapa hari agar mengeras. Dengan proses yang sedemikian komplek, AAC menghasilkan bata ringan yang lebih kuat. Beberapa sumber menyebutkan kekuatannya bisa sampai 4x lipat, namun pada umumnya 2x lipat.
Menurut saya bata ringan CLC menjadi suatu alternatif yang menarik, harga yang tidak terlalu mahal dan lebih kuat dari batako. Jadi tentukan pilihan anda? Kami siap untuk men-supply anda !
.